Pupuk Hidroponik atau AB mix
Pupuk hidroponik dibuat dari beberapa macam pupuk dan bahan kimia yang mudah didapatkan di pasar seperti KNO3, ZA, ZK, Kalsium-amonium-nitrat, Fe-EDTA, dll. Pada dasarnya, proses peramuan berbagai bahan tersebut menjadi pupuk siap pakai memerlukan pengetahuan tentang ilmu kimia, biologi, agronomi, dan fisiologi tanaman yang memadai.
Pupuk A :
1. Kalcium amonium nitrat
2. Kalium nitrat
3. Fe-EDTA
Pupuk B :
1. Kalium-di-hidro-fosfat
2. Kalium nitrat -
3. Amonium sulfat
4. Kalium sulfat
5. Magnesium sulfat
6. Mangan sulfat
7. Tembaga (Kupro) sulfat
8. Seng sulfat
9. Asam borat1)
10. Amonium-hepta molibdat2)
A. Unsur Makro
1) Nitrogen (N)
Nitrogen yang diperlukan adalah dalam bentuk NO3 (nitrat) dan
NH4 (amonium). Rasio NO3 : NH4 adalah sebesar 11,5. Artinya
unsur Nitrat (NO3) lebih banyak digunakan dibandingkan
dengan unsur Amonium (NH4). Hal ini bertujuan agar tanaman
tahan terhadap serangan penyakit embun tepung karena
dinding sel lebih tebal dan kuat dan daun lebih hijau, buah lebih
padat dan berat, serta tahan simpan. Defisiensi atau
kekurangan unsur N mengakibatkan pertumbuhan tanaman
terhambat, warna daun hijau muda, sedangkan keracunan N
akibat pemberian yang berlebihan dapat menyebabkan
defisiensi unsur K.
2) Fosfat (P)
Unsur P merupakan bahan dasar untuk memperkuat dinding
sel, sehingga tanaman tahan terhadap serangan penyakit.
Dengan pemberian P yang cukup, perakaran tanaman akan
bertambah banyak dan panjang, sehingga akan meningkatkan
keefektifan penyerapan unsur hara. Defisiensi unsur P
mengakibatkan pertumbuhan terhambat, daun berukuran kecil
dan berwarna keungu-unguan, bagian tepi daun berwarna
coklat dan daun rontok. Keracunan P karena pemberian yang
berlebihan akan menyebabkan terjadinya defisiensi unsur K.
Rasio P : N-total adalah sebesar 0,4.
3) Kalium (K)
Unsur K berperan sebagai pengatur terjadinya fotosintesis
dalam pembentukan karbohidrat dan pendistribusiannya ke
bagian tanaman yang membutuhkan. Di samping itu unsur K
berperan pula dalam mengatur turgor (tegangan sel) sehingga
tanaman memiliki ketahanan terhadap serangan penyakit.
Unsur K berperan pula dalam mengatur peralihan dari masa
vegetatif ke masa generatif, sehingga bunga dan bakal buah
tidak gugur, serta warna buah merata. Defisiensi unsur K
menyebabkan pertumbuhan tanaman kerdil, ruas batang
pendek, ujung dan tepi daun berwarna hitam, dan tepi daun
melengkung ke bawah yang dimulai dari daun tua. Keracunan K
karena pemberian yang berlebih akan menyebabkan defisiensi
unsur Ca dan Mg. Rasio K : N-total adalah sebesar 1,6.
4) Kalsium (Ca)
Unsur Ca berperan dalam pertumbuhan titik tumbuh pada ujung
perakaran. Dengan asupan kalsium yang cukup, penyerapan
unsur hara akan meningkat sehingga tanaman akan tercukupi
asupan unsur hara yang diperlukan. Selain itu unsur hara Ca
berperan dalam memperkuat dinding sel, sehingga tanaman
tidak mudah terserang oleh penyakit. Gejala defisiensi unsur Ca
ditandai dengan perakaran kurang berkembang, ujung akar
lemah, daun mengalami malformasi (berubah bentuk), dan
ujung daun melekuk ke bawah. Gejala keracunan Ca dapat
menyebabkan defisiensi unsur Fe. Rasio Ca : N-total adalah
sebesar 0,8.
5) Magnesiun (Mg)
Unsur Mg adalah inti dari hijau daun atau klorofil. Bila klorofil
terbentuk dengan sempurna, maka asimilasi CO2 dalam proses
fotosintesis akan berjalan dengan lancar. Pada saat cuaca
mendung, dengan adanya kandungan klorofil yang cukup
masih dimungkinkan terjadinya fotosintesis. Jika pada fase
generatif larutan pupuk kekurangan Mg, maka tanaman akan
membongkar Mg yang ada di daun tua untuk diangkut ke daun
atas. Hal ini menyebabkan daun tua menjadi stress dan mudah
terserang penyakit khususnya embun tepung. Gejala defisiensi
Mg ditandai dengan timbulnya bercak-bercak kuning keputihan
pada daun tua. Kelebihan pemberian unsur Mg dapat
menyebabkan defisiensi Ca. Rasio Mg : N-total adalah sebesar
0,3.
6) Sulfur (S)
Unsur S adalah bahan baku dalam pembentukan protein, yang
merupakan bahan pembentukan sel, jaringan dan organ
tanaman. Jika tanaman kekurangan unsur hara S, maka
pertumbuhannya akan terhambat atau kerdil dan regas. Gejala
keracunan S jarang terlihat. Rasio S : N-total adalah sebesar
0,53.
B. Unsur hara mikro
Unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman paprika dan
tanaman dari keluarga Solanaceae adalah Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan
Mo. Untuk satu paket (90 liter larutan pekat) pupuk hidroponik,
banyaknya unsur hara mikro yang diperlukan .
Besi (Fe)
Fe dibutuhkan untuk sintesis klorofil dan merupakan bagian
sitokron yang esensial yang berperan sebagai pembawa elektron
dalam fotosintesis dan respirasi. Selain itu Fe merupakan bagian
yang esensial dari peredoksin dan nitrat reduktase, serta berperan
mengaktifkan enzim-enzim lain. Gejala defisiensi Fe mirip dengan
defisiensi Mg, yaitu klorosis tetapi di daun muda. Gejala keracunan
Fe tidak selalu terjadi pada kondisi alami, tetapi teramati setelah
aplikasi penyemprotan dimana tampak seperti ada spot nekrosis dan
tepi daun hangus
Mangan (Mn)
Mn mengaktifkan satu atau lebih enzim dalam sintesis asam
lemak. Enzim tersebut bertanggung jawab untuk pembentukan DNA
dan RNA. Selain itu juga mengaktifkan enzim isositrat dehidrogenase
dalam siklus Krebs. Mn berpartisipasi langsung dalam fotosistensis
dalam memproduksi O2 dari H O2 dan juga berperan dalam
pembentukan klorofil. Gejala awal defisiensi Mn adalah klorosis antar
tulang daun pada daun muda atau tua, tergantung pada spesies
tanaman. Gejala lanjut adalah bercak nekrotik. Gejala keracunan
adalah kadang-kadang tampak klorosis, terjadi defisiensi Fe, dan
pertumbuhan tanaman terhambat.
Tembaga (Cu)
Cu berperan sebagai pembawa elektron dan merupakan bagian
dari enzim-enzim tertentu, merupakan bagian dari plastosianin yang
terlibat dalam fotosistesis dan juga merupakan bagian dari polifenol
oksidase dan nitrat reduktase. Cu kemungkinan juga terlibat dalam
fiksasi N2. Gejala defisiensi Cu secara alami jarang terjadi. Daun
muda menjadi berwarna hijau gelap dan memutih atau berubah
bentuk, dan kadang-kadang dengan spot nekrotik. Gejala keracunan
menunjukkan pertumbuhan tanaman terhambat, diikuti oleh gejala
klorosis Fe, kerdil, cabang berkurang dan lain-lain.
Seng (Zn)
Zn dibutuhkan untuk pembentukan hormon asam indol asetat
serta mengaktifkan enzim alkohol dehidrogenase, asam laktat
dehidrogenase, asam glutamat dehidrogenase dan
karboksipeptidase. Defisiensi Zn menyebabkan ruas tanaman
memendek dan ukuran daun mengecil, pinggiran daun mengerut,
kadang-kadang terjadi klorosis interveinal. Gejala kelebihan Zn pada
umumnya menyebabkan klorosis pada daun muda, seperti defisiensi Fe.
Boron (B)
Peran B dalam tanaman belum diketahui dengan pasti.
Kemungkinan B dibutuhkan dalam transport karbohidrat di dalam
floem. Gejala defisiensi bervariasi tergantung pada spesies tanaman,
seperti jaringan meristem cabang dan jaringan meristem akar mati
serta ujung akar membengkak dan warnanya pudar, daun klorosis,
layu, mengeriting dan lain-lain. Keracunan B menyebabkan ujung
daun menguning, diikuti oleh nekrosis pada ujung atau tepi daun, lalu
ke tulang daun.
Molibdat (Mo)
Mo bertindak sebagai pembawa elektron dalam konversi nitrat
ke amonium dan penting dalam fiksasi N2. Gejala defisiensi adalah
sebagai berikut : interveinal klorosis, yang diawali oleh daun tua atau
tengah, kemudian ke daun muda, seperti kekurangan nitrogen, serta
kadang-kdang daun seperti mangkuk. Gejala keracunan Mo jarang terjadi.
Di kutip dari ebook karya :
Tonny K. Moekasan dan Laksminiwati Prabaningrum
MERAMU PUPUK HIDROPONIK AB MIX
UNTUK TANAMAN PAPRIKA
Komentar
Posting Komentar