Catatan Seputar Hidroponik by Yos Sutiyoso

Yos Sutiyoso

CATATAN PENTING hari ini : Nomer urut 1 :
(Sebagai ganti CATATAN KECIL, dengan nomer urut baru, ditertibkan penempatannya, tidak mencla-mincle lagi, terbuka untuk diskusi/kritik/ koreksi, oleh pelaksana/penggemar/pemerhati hidroponik SAJA).

HIDROPONIK, Hidro=air, ponos=daya, hidroponik = memberdayakan air.

Jangan ditulis dan diucapkan sebagai HIDROPHONIK, karena phonos = suara, sehingga menjadi suara air. Ngilu mendengarnya!

Definisi=nya rupa-rupa ! Soilless culture, Budidaya dalam greenhouse, Budidaya anorganik, accchhh, peduli amat, sich, yang penting hasilnya unggul dalam kualitas dan kuantitas, hemat air, hemat energi, versatility/kelincahan-nya tinggi, bersahabat dengan lingkungan, tidak ada pencemaran oleh bakteri E. Coli, dan menghasilkan produk yang sehat, hygienis, aromatis, dengan protein dan vitamin yang melimpah, dan berpenampilan yang menarik dan menimbulkan selera untuk mengkonsumsinya.
Memang diakui memerlukan pemodalan yang besar, managerial skill yang tinggi, marketing network yang canggih, dan sumber daya manusia yang handal! Kerjakan !

CATATAN PENTING hari ini, nomer urut 2 :
(Sebagai pengganti, perbaikan, penertiban penomeran CATATAN KECIL)

BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA HIDROPONIK.
1. Menggunakan media, misalnya :
a) Tanah. Kelemahannya ialah banyak mengandung bibit penyakit cendawan dan bakteri atau cyste/kista-nya, yang setelah beberapa bulan akan meledak penyakitnya. Juga banyak mengandung benih gulma, yang sewaktu-waktu akan muncul. Kadang mengandung bibit hama, misalnya ulat tanah Agrotis, dan beberapa jenis nematoda, a.l. Meloidogyne.
b) Pasir. Sudah ditinggalkan, karena mahal, sukar didapat, mahal transportasinya, tinggi biaya penyebarannya di kebun, berat, padat, kecil rongga udaranya, kompak padat menyulitkan pertumbuhan akar.
c) Humus, Kompos. Hanya baik bagi tanaman yang ditumbuhkan secara vegetatif saja, misalnya sayuran daun : bayam, caysim, kangkung, pakchoy, kailan, selada.
d) Cocopeat, gambut bubuk sabut kelapa. Kandungan saponinnya tinggi, kadang2 > EC 3,0 mS/cm, sehingga kurang peluang untuk memberi pupuk, tanpa melampaui batas phyto-toksisitas. Harus dicuci dgn air mengalir, hingga EC saponin-nya 0,0 - 0,5, tergantung tanaman yang akan ditanam apakah tanamannya sukulen atau berkayu.
e). Arang sekam. Bila tidak musim panen padi, maka sekam sukar didapat. Bila dibuat sendiri, karena teknologi pe,buatannya mudah.

CATATAN PENTING hari ini, Nomer urut 3 :

BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA HIDROPONIK – SAMBUNGAN.
2. Menggunakan media air.
a) NFT – Nutrient Film Technic – Hidroponik Talang Landai. Menyontek NFT dan greenhouse, buatan Belgia, yang diimpor siap-pakai, milik almarhum Ir Sunarto di Jln Semboja, Margonda, Depok, thn 1983, saya membuat versi lokal dengan menggunakan talang hujan rumah tangga. Talang dengan kelandaian tangens 5 %, larutan nutrisi mengalir dengan ketebalan 3 – 4 mm, menjadikannya kaya oksigen-terlarut, karena riak yang bergulung-gulung berhubungan langsung dengan udara. Sistem NFT ini sangat populer!
b) DFT – Deep Flow Technic – Hidroponik Talang Datar. Kedalaman air dipertahankan pada kedalaman tidak lebih dari 8 cm, supaya beban tidak terlampau berat bagi talang. Air masuk pada ujung yang satu dan keluar melalui lubang pada ketinggian 8 cm pada ujung yang lain. Aerasi pada sistem ini kurang sempurna, sehingga sulit untuk mencapai produksi yang tinggi.
Antara styrofoam yang dipasang pada ketinggian 10 cm, dengan permukaan air pada ketinggian 8 cm, ada rongga udara setebal 2 cm, untuk aerasi.
c). Floating Raft Technic – Hidroponik Rakit Apung. Kolam dengan kedalaman 40 cm, diisi larutan nutrisi setebal 30 cm, diapungi styrofoam tebal 3 cm, diberi berpuluh lubang tanam, ditanami anak semai sayuran daun, dengan akarnya menjuntai ke dalam larutan nutrisi. Dengan blower ditambahkan udara ke dalam tandon, untuk meningkatkan kadar oksigen-terlarut. Pengelolaan instalasi sangat mudah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cocopeat–media tanam hidroponik

Cara stek tunas air pada tanaman tomat